USAHA "BABY" DI RUMAH
7 Juli 2010
Membuka usaha dari rumah sendiri bisa menjadi salah satu pilihan untuk memulai langkah pertama sebagai pengusaha. Kita ketahui banyak pengusaha sukses yang mengawali karirnya dari rumah. Dan banyak pula perusahaan besar yang awalnya dirintis dari rumah pendirinya.
Memiliki usaha dari rumah akan menghemat investasi pada tempat / lokasi. Karena tidak perlu menyewa dan tidak perlu membelinya. Kalaupun rumah kita masih ngontrak, rumah yang kita kontrak akan menjadi lebih produktif dan tidak sekadar ditempai untuk tidur semata.
Di era digital saat ini, peluang untuk membuka usaha dari rumah terbuka sangat lebar. Kita bisa membuka usaha penjualan barang maupun jasa lewat internet. Asal barang dan jasa yang kita jual banyak yang membutuhkan dan web site yang kita buat bisa menjangkau calon pembeli, maka peluang mendulang uang lewat internet sangat terbuka.
Tidak hanya bisnis melalui internet, bisnis tradisional atau konvensional-pun bisa dimulai dari rumah. Syukur-syukur rumah kita ada di tempat yang strategis, maka kita memiliki kesempatan besar untuk mendatangkan konsumen.
Tapi bagaimana kalau lokasi rumah kita tidak strategis? Saya kira peluang untuk memiliki dan mengatur usaha dari rumah tetap ada.
Berikut ini saya ceritakan salah satu sepak terjang seorang rekanan bisnis kami (Endah Yuswati), semoga dapat menjadi inspirasi Anda :
Ia seorang wanita yang memiliki bisnis yang sangat lumayan menurut ukuran saya. Dan dia menjalankannya lewat rumah. Strategi yang ia pakai adalah Konsinyasi, strategi yang mudah bukan?
Kebetulan, dia memproduksi sendiri beberapa jenis baju bayi dan makanan ringan. Barang-barang yang ia bikin, ia titipkan ke beberapa kios, toko, dan butik. Bahkan ia menitipkan penjualan makanan ringan ke beberapa pedagang kaki lima.
Di rumahnya penuh dengan rak yang berisi dagangan pakaian bayi, tadinya hanya di taruh di ruang tamu, sekarang pindah ke garasi mobilnya (bahkan dia harus rela mobilnya diparkir di luar rumah). Dari 1,2 rak...sekarang sudah ada 8 rak di garasinya.
Tidak hanya barang buatan sendiri, setiap ada peluang dia juga menitipkan barang-barang yang dia beli dari produsen lainnya. Kuncinya di sini adalah networking dan kemauan untuk menjalin networking yang baru.
Pada hari-hari tertentu dia keliling dari kios ke kios, dari toko ke toko, dari butik ke butik, dan dari PKL ke PKL lainnya untuk mengecek barang dagangannya, menagih bayaran untuk barang yang laku, dan menitipkan kembali barang-barang baru untuk mengganti yang sudah laku atau menukar dengan barang yang tidak laku.
Ketika ditanya penghasilannya, dia bilang yach.. lumayan dan tersenyum penuh makna .
Yang jelas dengan cara ini, dia bisa punya banyak toko tanpa perlu menyewa toko dan tanpa membeli toko. Iapun bisa mengatur sendiri irama bisnisnya.
Berikut ini saya ceritakan pengalaman pribadi saya (Ika Marthalina) sampai bisa mempunyai toko bayi, menjadi suplier dan mendirikan PBB :
Awalnya saya adalah karyawan swasta yang bekerja di Kota asal saya di Kota Surakarta, ketika saya menikah akhirnya saya harus ikut suami dimana suami saya ditugaskan ke kota Mataram, NTB. Sebuah kota yang jauh dari tempat asal saya. Akhirnya saya harus mencari pekerjaan baru lagi di Kota Mataram, dan merintis karir dari awal lagi. Semua berjalan seperti layaknya sebuah keluarga, sampai suatu saat saya harus cuti karena hamil dan cuti melahirkan. Sebagai ibu yang baik, saya fokus merawat dan membesarkan bayi saya.
Seorang sahabat saya waktu SMA baru saja mendirikan garment di Kota Semarang, ingin menjenguk dan menawarkan bisnis kepada saya. Saya salut kepadanya, dia berani marketing dari Semarang sampai Lombok dengan biaya sendiri. Seperti layaknya reuni kecil, kami pun berbincang lebar. Ternyata dia menawarkan untuk kerjasama usaha baju bayi, memasarkan baju bayi produksi garmentnya. Sebuah pekerjaan yang tidak tergambar sedikit pun di kepala saya....... berwirausaha ? Produknya bagus-bagus sih, cocok untuk bayi saya, saya berpikir : Kalo bajunya tidak laku dijual, kan bisa saya beli untuk bayi saya, toh harganya murah. Hmmm...karena saya sedang cuti dan tidak ada aktifitas apapun, maka saya menerima penawaran itu. Akhirnya bermacam-macam baju bayi dikirim dari pabriknya di Semarang ke rumah saya di Lombok Barat. Saya pun mulai berjualan di rumah. Lumayan juga kok hasilnya..karena saya lah ibu PKK satu-satunya yang jualan baju bayi di perumahan tempat tinggal saya.
Cuti saya berakhir, dan saya kembali bekerja di kantor swasta di Mataram. Tapi usaha baju bayi di rumah tetap saya lakukan. Bahkan di sela-sela pekerjaan saya berkeliling menawarkan produk baju bayi tersebut ke toko-toko di kota Mataram dan sekitarnya. Usaha itu terus berkembang selama 2 tahun, murni berjualan di rumah dan menjadi suplier toko bayi di Mataram. Tanpa terasa anak pertama saya tumbuh bersamaan dengan usaya saya, dan saya tidak pernah beli produk bayi di Mall atau toko lain, semua dari produk pabrik sahabat saya.
Namun takdir menyatakan bahwa kami harus pindah lagi ke Kota Yogyakarta untuk tugas suami yang baru, maka saya tidak ingin usaha ini berakhir, semua baju bayi dagangan saya titipkan ke teman saya di Mataram, teman saya itu pun menjadi tertarik untuk bisnis baju bayi meneruskan usaha yang telah saya rintis. Di Yogyakarta saya jalankan bisnis jarak jauh, saya hunting baju yang murah di pasar, di toko grosir, di pabrik garment, lalu saya kirimkan ke teman saya di Mataram untuk dia jual, teman saya bebas mencari margin sendiri.
Lagi-lagi takdir meminta Kami sekeluarga pindah lagi ke Kota Surakarta, tempat asal kami. Berpindah kota dan berpindah pekerjaan membuat saya tidak nyaman, dan atas dorongan berbagai sahabat yang sudah mandiri, maka saya nekat action untuk wirausaha. Mulai dari buka toko bayi, menjadi sales produk garment sahabat saya, semuanya saya jalani. Saya paling ingat kata sahabat saya waktu di Mataram dulu, " Sekarang aku (sahabat saya) punya pabrik baju bayi, tolong kamu bantu pasarkan ya.." katanya waktu itu. ..Aku ingin seperti sahabatku itu, punya pabrik baju bayi...
Sekarang ini di tahun 2010 saya sangat bersyukur bisa mendirikan www.PabrikBajuBayi.com, seperti yang saya cita-citakan, mempunyai jaringan produsen di Kota Solo dan sekitarnya, serta memasarkan semua produk mereka. Saya bertekat akan membesarkan pabrik saya ini...Terimakasih Tuhan.
Kalau begitu, Anda dapat melakukan hal yang sama seperti bu Endah, Anda membeli barang di PBB, lalu Anda konsinyasi ke relasi Anda ? atau Anda akan mengikuti jejak bu Ika untuk usaha baju bayi dengan buka toko di rumah ?
... semuanya menjadi mungkin bila Anda memulainya .
Semoga bermanfaat
Baca juga
Subsidi Ongkir Luar Jawa
Bedong Premium "Momme"